Lukisan-Lukisan Karya Henk Ngantung

Judul : "KEPASAR", dilukis tahun 1950


Judul : "MENGHADAPI HARI RAYA GALUNGAN DI BALI & PEMANDANGAN KAMPUNG DI BALI", dilukis tahun 1951

Judul : "MEMUNGUT CENGKEH", dilukis tahun 1979

Judul : "IBU DAN ANAK DI KALIMANTAN", dilukis tahun 1980


Judul : "KAWANAN KERBAU MENYEBERANG KALI", dilukis tahun 1980


Judul : "MEMBATIK", dilukis terinspirasi dari sketsa tahun 1944



Judul : "PETIR DAN KAWANAN KERBAU YANG BERGEGAS PULANG KE KANDANG", dilukis tahun 1987

Baca selengkapnya......

Henk Ngantung Seniman Besar Indonesia

Hendrik Hermanus Joel Ngantung atau yang kemudian sangat dikenal dengan nama Henk Ngantung adalah seorang pelukis otodidak berbakat yang telah menciptakan beberapa karya seni lukis monumental dan menjadi koleksi-koleksi penting yang tersimpan di beberapa Istana Negara, Museum, dan Kantor Pemerintahan, serta menjadi buruan kolektor lukisan.

Beberapa lukisannya yang sangat terkenal antara lain lukisan berjudul : “Pemanah”, “Gajah Mada”, “Ibu dan Anak”, dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Beliau juga terkenal luas sebagai pelukis yang meliput berbagai peristiwa sejarah penting di Republik ini sejak zaman kolonial Belanda hingga zaman kemerdekaan. Peristiwa penting yang pernah beliau liput dalam bentuk lukisan sketsa antara lain : Perundingan Linggarjati, Perundingan Renville, dan banyak lagi peristiwa penting lainnya yang diabadikan dalam bentuk lukisan sketsa. Sebagian lukisan sketsa-sketsa ini diabadikan dalam buku “Sketsa-Sketsa Henk Ngantung dari Masa ke Masa”, penerbit Sinar Harapan, 1981. Beliau juga adalah perancang/pencipta Lambang Kostrad dan perancang/pencipta Lambang Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta. Henk Ngantung juga adalah sahabat Bung Karno sejak masa penjajahan Jepang. Mereka telah saling mengenal bahkan sebelum Bung Karno menjadi Presiden pertama RI.

Pada Tahun 1957 beliau diangkat menjadi Ketua Seksi Dekorasi dalam Panitia Negara Penerimaan Kepala-Kepala Negara Asing, selanjutnya pada tahun 1959-1966, menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Agung mewakili Golongan Karya Seniman, 1959-1964 menjadi Wakil Gubernur Kepala Daerah Chusus Ibukota. 1964- 15 Juli 1965 beliau diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Sebagai seniman besar yang memiliki komitmen dan dedikasi terhadap cita-cita kemerdekaan, maka atas keinginan Presiden RI pertama, Soekarno, Henk Ngantung diminta untuk menjabat sebagai Wakil Gubernur selanjutnya Gubernur DKI Jakarta. Bung Karno mengharapkan Henk Ngantung dapat menata Kota Jakarta sebagai ibukota Negara yang modern serta memiliki keindahan dengan cita rasa seni yang tinggi. Beberapa karya besar memang dihasilkan selama masa tersebut, antara lain “Tugu Pembebasan Irian Barat” dan “Tugu Selamat Datang”. Desain dari kedua patung tersebut dirancang berdasarkan oleh karya seni lukis yang diciptakan Henk Ngantung.

Baca selengkapnya......